Kamis, 01 September 2011

Kasih --> Pengharapan --> Iman



Iman, pengharapan, dan kasih...

Tuhan, aku pikir, 3 kata ini sederhana sekali... aku pikir aku dapat melakukannya dengan mudah..

Namun hari ini aku belajar mengerti, bahwa ketiganya tidak sebegitu mudah dan sesederhana itu...

Dan sekarang aku tau bahwa ketiga kata itu saling berhubungan erat, Tuhan...


Lewat pengalaman malam ini aku belajar, bahwa:

Iman lahir dari pengharapan, dan pengharapan lahir dari kasih. Kasih (yang Kau bilang ini adalah bagian yang terbesar) sudah ada dari Bapa yang adalah kasih itu sendiri...

Manusia akan dapat mengasihi orang lain dengan tulus bila ia mengenal kasihMu...

Setelah mengasihi, maka dengan sendirinya pengharapan itu lahir untuk yang dikasihinya. Makin mencintai, maka makin berharap...

Makin berharap, maka harapan akan tumbuh menjadi iman.. Percaya bahwa suatu saat yang diharapkannya pasti terkabul...


Masalahnya..

Manusia sekarang, mengasihi siapa? Berharap pada siapa? Dan beriman pada siapa?

Kasih yang salah akan melahirkan harapan yang salah, dan harapan yang salah akan melahirkan iman yang salah...

Manusia yang mengasihi dirinya sendiri akan berharap pada dirinya sendiri untuk memenuhi apa yang menjadi keinginannya... Dan dengan usahanya ia akan beriman bahwa ia pasti akan berhasil...

Manusia yang mengasihi orang lain tanpa mengasihi Tuhan akan berharap pada orang lain tanpa mengandalkan Tuhan...Dan ia akan beriman pada orang lain untuk apa yang diharapkannya...

Manusia yang mengasihi Mu (yang adalah sumber kasih) maka akan berharap padaMu dan percaya padaMu... (tentu saja dengan kondisi manusia tersebut yang mengenal kasih Agape itu tidak mungkin mengharapkan sesuatu yang sifatnya egosentris)...


Dan tanpa kasih, maka manusia tidak mungkin memiliki pengharapan dan iman..

Kasih manusia yang tidak bersumber dariMu akan berujung pada kebencian...

Pengharapan yang tidak berasal dari kasih yang benar akan berujung pada kekecewaan...

Dan Iman yang bukan karena pengharapan dariMu akan berujung dengan kesia-siaan dan penyesalan...


Terima kasih Tuhan untuk pengalamanku kali ini sehingga aku dapat sesuatu lagi dariMu yang luar biasa..

Biarkan aku boleh terus belajar tentang kasihMu dan belajar mengasihiMu dan sesama lebih tulus lagi, dan berharap hanya padaMu, serta beriman pada sumber Kasih itu sendiri, yaitu Kau, Yesus.. J


Minggu, 19 Juni 2011

Your Magnificent Love

Tuhan..

Sudah seminggu ini, perasaanku tak menentu, Tuhan...

Minggu-minggu yang tiba-tiba saja menjadi berat buatku...

Tugas kuliah yang sulit dengan deadline singkat,

Masalah pola didik anak dan orang tua yang bertolak belakang,

Kecapean n masalah teknis pas buat pesenan kue,

Sharing kehidupanku di depan banyak orang di kelas,

Masalah teknis retreat rumah mandiri,

Masalah komunitas persekutuan yang kucintai,

Planning yang batal untuk melihat Jawa bersama-sama...

Tuhan, dari itu semua, sebenarnya yang paling memberatkanku adalah masalah dengan manusianya, dengan orang-orangnya... Itu yang paling membuatku merasa berat dan kecewa, Tuhan...


mendidik seorang anak, komunitas persekutuan,

Dan planning yang direncanakan dari jauh-jauh bulan,

Pupus sudah sekarang harapan ketiganya...

Rasanya dada ini seperti dihantam 3 batu besar dan menyesakkan..


Tuhan, kalau boleh aku bertanya, apa baiknya dari masalah-masalah yang Kau beri ini, Tuhan..

Aku sama sekali belum mengerti maksudMu..

Sejujurnya aku menginginkan alasanMu...

Sebab, menjalani sesuatu tanpa tau arti dan alasannya, bagiku itu cukup berat, Tuhan..

Mengapa Kau melakukan ini padaku? Apa yang Kaurencanakan dari masalah-masalah ini?

Namun Tuhan, sekarang aku jadi mengerti sedikit perasaanMu,

Bagaimana rasanya apa yang dirancangkan tiba-tiba saja berubah bahkan menjadi pupus..

Bukankah seperti ini, Tuhan, waktu dulu Kau ciptakan aku? Manusia?


Setelah kuberpikir, 3 hal yang paling membutku merasa sangat kecewa itu, adalah kekecewaan sebab aku sangat menyayangi ketiganya...

Aku menyayangi teman-teman yang kuajak pergi,

Aku menyayangi komunitas persekutuanku,

Dan aku menyayangi anak didikku..

Lebih cepat kita kecewa terhadap orang-orang yang kita kasihi, ya, Tuhan?

Makin kita mengasihi seseorang, maka akan makin sering rasa kekecewaan dan sakit hati akan muncul... disamping rasa bahagia dan sukacita...


Mengasihi ketidaksempurnaan oleh ketidaksempurnaan itu ternyata sangat sulit ya, Tuhan...

Sungguh, mengasihi itu tidak semudah mengucapkannya.. Kasih itu begitu kompleks rupanya...

Apalagi perasaanMu, ya Tuhan, Kau adalah Kasih itu sendiri, Kau sempurna, dan Kau terlanjur mengasihi kami manusia begitu dalam...

Hingga pada akhirnya kami mengecewakanMu dengan memilih iblis yang menggoda itu..

Pasti rasa kecewa yang Kau rasakan jauh melebihi rasa kecewaku terhadap orang-orang yang kukasihi, Tuhan..


Aku mengerti sekarang betapa Kau mengasihi aku yang sering mengecewakanMu Tuhan..

Aku mengerti sekarang rasa kecewa yang tidak nyaman ini...

Dan aku belajar dariMu, bagaimana Kau menyikapi rasa kecewa ini..

Kau tidak membenci, namun Kau tetap mencintai..

Kau tidak meratapi diri dan mengasihani diri, namun Kau malah mengungkapkannya dan berterus terang...

Kau tidak balas mengecewakanku, namun Kau memberikan kesempatan lagi agar aku dapat memiliki waktu bersama-sama dengan Engkau...


Ahhh, Sungguh indah Kau, Tuhan..

Aku ingin belajar mengasihi dengan kasihMu...

Biarlah ini menjadi kerinduan ku, Tuhan..

Atas apa yang kulakukan terhadap orang lain dan juga terhadap Engkau...

MENGASIHI DENGAN TULUS DAN TANPA SYARAT, SEKALIPUN DIDALAM RASA KECEWA DAN SAKIT HATI...


Engkau yang sempurna saja mau mengasihi yang tidak sempurna, lalu apa alasanku hingga aku tidak mau belajar mengasihi sesamaku yang sama-sama tidak sempurna..Walau hal ini sulit sekali kulakukan, Tuhan..


Trima Kasih Tuhan untuk pembelajaranku hari ini,

Dan biarlah alasanMu akan pengalamanku ini kutunggu hingga waktu yang Kautentukan, Tuhan...

Karena aku percaya, semua yang Kaurancangkan, akan indah pada waktuMu... :)



God's Love never fails...So, learn about love with God's Love...

Jumat, 10 Juni 2011

His Grace in my Journey Slideshow

His Grace in my Journey Slideshow: "TripAdvisor™ TripWow ★ His Grace in my Journey Slideshow ★ to Jakarta. Stunning free travel slideshows on TripAdvisor"

Selasa, 03 Mei 2011

Kekecewaan

Tuhan, berbagai hal hari ini merasuki pikiranku, TUhan..
Berbagai judgement dari dalam diri, berbagai pertanyaan...
Berbagai rasa kekecewaan, berbagai permintaan alasan...
Semua masuk dalam diriku saat ini, Tuhan..

Sungguh kutak mengerti,
Apa rencanaMu?
Apa yang Kau mau dariku?
Mengapa rasa ini hadir malam ini dalam diriku...?

Pertama...
Rinduku pada mereka, keluarga seimanku di Jawa,
Kau tau benar rinduku, Tuhan.. Kau tau..
Masihkah ada harapan untukku untuk mendatangi mereka
Dan mengenalkan mereka pada teman-temanku disini?

Masihkah ada harapan, Tuhan?
Ini rinduku, Tuhan,
Aku...sungguh aku rindu mengenalkannya pada teman-temanku..
Namun mengapa sepertinya Kau menutup jalan ini daripadaku?

Kalau tidak ada harapan,
Bolehkah aku tau alasanMu, Tuhan?
Karena aku sungguh tak mengerti...
Sungguh tak mengerti...

Kedua...
Kasihku pada anak-anak RM,
Kau juga tau itu...
Dan malam ini, Kau memberiku pilihan yang sulit, Tuhan..
Sulit..

Aku ingin mendampingi mereka, nanti...
Tapi, Kau juga tau rencanaku melepas rinduku,
Yang sudah kurencanakan dari setengah tahun yang lalu, bahkan lebih...
Mengapa, Tuhan? Mengapa harus diwaktu yang mungkin sama?

Mengapa kau memberikanku pilihan, TUhan?
Aku tidak ingin memilih salah satu dari itu, tidak...
Aku ingin keduanya...
Bukankah keduanya adalah baik, Tuhan? Lalu mengapa?

Rasanya ingin berteriak...
Menangis...
Memohon padaMu ...
MemelukMu dalam tangisku...

Ketiga...
Masih dalam rangka memperkenalkan desaku pada sahabat-sahabatku, Tuhan...
Aku sudah merencanakannya lama, Tuhan...
Namun, Tahun ini, mengapa Kau ijinkan banyak kegiatan keluar kota yang biasanya itu tidak terjadi, TUhan??
Retreat Umum, mission trip, retreat RM, Bazaar, mission trip pemuda, pelayanan di Bali...

Mengapa Tuhan?
Bukankah dengan adanya itu semua,
peluangku untuk mengajak sahabat2ku melihat ciptaanMu di tempat lain semakin menipis...
Bahkan terancam 90% gagal..???

Mengapa Kau ijinkan, TUhan?
Semuanya memang baik, semuanya perlu..
Tetapi aku jadi berpikir, mengapa Kau memberiku ide untuk mengajak mereka, saat ini?
Mengapa bukan tahun lalu? Mengapa bukan tahun-tahun mendatang saat tidak sesibuk ini?

Sesulit inikah, Tuhan?
Sesulit inikah mengajak orang-orang untuk melihat secuil dari bangsa ini?
Bahkan apa yang direncanakan seolah hancur dalam waktu singkat?
Apa yang harus kuperbuat, Tuhan?

Keempat...
Aku sedang merasa tidak berguna, Tuhan...
Aku merasa aku tidak dapat menuntaskan perkara2 kecil...
Aku merasa gagal..
Aku merasa aku adalah penghambat pekerjaan misiMu...

Mengajak teman, aku terancam gagal..
Memikirkan program misi, aku buntu...
Menjalankan program misi, aku sering sekali membauat kesalahan...
Apa yang becus dari diriku, Tuhan...?

Inilah yang ada dalam benakku sekarang, Tuhan...
Aku yang penuh dan selalu bertanya padaMu..
Aku yang tidak ada artinya ini,
Hanya bisa sedih dan menangis dalam kekecewaanku...

Tuhan, ajarku agar tetap mempercayaiMu..
Belajar menerima kekecewaan demi kekecewaan yang Kau ijinkan itu terjadi...
Imanku yang lebih kecil dari biji sesawi ini hanya dapat berkata "Yang Kau lakukan, semua baik"...
Agar aku berserah penuh padaMu...

Jangan lepaskan aku, Tuhan,
Tarik aku sekuat-kuatnya saat aku ingin lepas dariMu
karena alasan-alasanku dan pertanyaan-pertanyaanku yang kekanak-kanakan..
Dan sadarkanku bahwa Engkau selalu ada bersamaku..

Minggu, 06 Februari 2011

Bintang Laut



Setiap menjelang fajar menyingsing, seorang gadis kecil pergi ke pantai. Setiap menjelang fajar pula, bintang-bintang laut banyak terdampar bertebaran di pantai sebab air laut yang pasang sudah menjadi surut.

Gadis kecil itu terus menyusuri pantai, ia memungut bintang laut yang terdampar, lalu melemparnya ke dalam air. Kaki-kaki kecil gadis itu menciptakan jejak-jejak di pasir. Tapi jejak-jejak itu tidak pernah bertahan lama. Ombak yang datang kemudian akan segera menghapusnya.

Pagi itu di pantai yang sama, seorang lelaki tua berjalan-jalan di pinggir pantai sambil menikmati angin laut yang segar menerpa bibir pantai. Di kejauhan dilihatnya seorang gadis kecil sedang memungut bintang laut dan melemparkannya kembali ke dalam air. Setelah mendekati anak itu, lelaki tua itu bertanya heran.

'Mengapa engkau mengumpulkan dan melemparkan kembali bintang laut itu ke dalam air ?', tanyanya.

'Karena bila dibiarkan hingga matahari pagi datang menyengat, bintang laut yang terdampar itu akan segera mati kekeringan', jawab si kecil itu.

'Tapi pantai ini luas dan bermil-mil panjangnya', kata lelaki tua itu sambil menunjukkan jarinya yang mulai keriput ke arah pantai pasir yang luas itu. Lagi pula ada jutaan bintang laut yang terdampar. Tidak mungkin kau bisa menyelamatkan semuanya. Aku ragu apakah usahamu itu sungguh mempunyai arti yang besar bagi bintang laut-bintang laut itu.', lanjut lelaki itu penuh ragu.

Anak kecil itu lama memandang bintang laut yang ada di tangannya tanpa berkata sepatahpun. Lalu dengan perlahan ia melemparkannya ke dalam laut agar selamat dan hidup, sambil berkata

'Paling tidak, Saya yakin usahaku sungguh memiliki arti sekurang-kurangnya bagi yang satu ini, Kek...', kata si anak kecil itu.

~cerita dari kisah dongeng yg diceritain dosen pascasarjana saya (Ibu Henny Wirawan) & kemudian saya mencarinya lebih lanjut di google~

Teman, saya rasa untuk mengubah bangsa ini menjadi bangsa yang mengenal kebenaran dan menjadi bangsaNya Tuhan, sungguh seperti gadis yg memungut bintang laut dan melemparkannya lg ke laut agar mereka bisa 'hidup'...
Bangsa ini sungguh bermil-mil luasnya dan berjuta jiwa yang 'terdampar'...
Tapi seperti gadis itu,sekecil apapun hasilnya,(mungkin ga bakal bisa nyelamatin semua walau dengan semua kemampuan dan waktu hidup kita), tapi paling tidak, kita yakin usaha kita sungguh dpt memiliki arti sekurang-kurangnya bagi beberapa 'bintang laut' yang kita bisa selamatkan....

So, lanjutkan perjuangan kita untuk bangsa kita, dan tularkan jiwa 'gadis kecil' pada yang lain supaya makin banyak 'bintang laut' yang dapat kita selamatkan...dan jangan lupa berdoa agar Tuhan menyertai setiap usaha penyelamatan ini...
God Bless... ^^

Jumat, 21 Januari 2011

Big Tree


Tuhan... Sudah lama sekali rasanya aku ga nulis lagi kisahku disini...

Setelah kurenungi, semenjak aku hidup baru denganMu, aku mengalami cukup banyak perubahan, pertumbuhan...

Mungkin lingkungan sekitarku berubah, tetapi aku juga ikut bertumbuh... Aku merasakan perubahan itu, Tuhan...

Seumpama pohon yang sedang bertumbuh...

Seringkali aku merasakan angin yang cukup kuat dan terkadang mematahkan rantingku, salah satu bagian dari anggota tubuhku.. Saat itu, aku merasa sakit dan sedih, Tuhan...

Ada pula yang sepertinya tidak ingin aku ditempatkan di tempatku ditanam sekarang dan mereka mungkin ingin mengaturku atau mungkin membuangku, aku cukup marah, namun aku tau, Kaulah pemilik tanah dan pemilikku, jadi Kau pasti akan mempertahankanku pada tanah dimana Kau ingin menanamku...

Dan, Tuhan, saat aku bertumbuh dan mulai memiliki sehelai daun, aku juga mulai menyadari, bahwa aku memerlukanMu setiap hari sebagai matahari agar aku dapat berfotosintesis, terus hidup dan terus bertumbuh...

Tuhan... Aku memang sedang bertumbuh, tetapi aku juga tau bahwa aku masih hanya sebatang kayu pendek yang berdaun sedikit, akarkupun belum terlalu kuat, ya Tuhan... Aku masih sering goyah saat angin kecil menerpa, aku masih sering merasa lelah untuk berdiri dan terus bertumbuh...

Terkadang aku ingin cepat-cepat menjadi pohon yang besar dan kokoh, rindang serta menyejukkan... Kapan itu terjadi padaku, Tuhan?

Sebatang kayu pendek yang berdaun sedikit ini sungguh ingin suatu saat nanti tumbuh menjadi besar dan berguna... Batangku sebagai rumah bagi para semut dan burung, kerindangan daun-daunku sebagai tempat berteduh bagi orang-orang yang membutuhkan, cabang-cabangku sebagai kayu bakar untuk yang kedinginan, buah-buahku sebagai kenikmatan dan obat bagi makhluk hidup yang memakannya, dan bahkan aku ingin sekali ranting-rantingku dapat menampung ulat-ulat yang suatu hari akan berubah menjadi kupu-kupu cantik dan memperindah dunia ciptaanMu...

Sungguh ingin, Tuhan, sungguh, aku ingin menjadi pohon yang membuatMu tidak menyesal telah menanamku, menjadi pohon yang berguna bagi dunia ini, menjadi pohon yang menceritakan tentang kebesaran kasihMu...

Tuhan, biarlah ini menjadi harapanku untuk waktu-waktu kedepan, walau aku belum tau kapan aku akan tumbuh seperti itu dan proses apa saja yang harus aku lalui untuk menjadi seperti pohon besar itu... Jika melihat diriku yang hanya sebatang kayu ini, rasanya mustahil bisa menjadi pohon yang besar itu... Tapi dengan imanku yang sangat kecil ini, aku yakin harapanku bukan harapan yang kosong... Karena tidak ada yang mustahil bagiMu di dalam diriku, bukan? Terus dorong aku agar aku bertumbuh, Tuhan. Dan jangan biarkan aku menjadi pohon yang mati, Tuhan, sebelum aku benar-benar bisa berguna bagiMu dan bagi dunia ini...


(Picture-courtesy of: National Geographic.com)