Selasa, 21 Mei 2013

Menanam dan Menunggu Hasil Buah


Terkadang, atau bahkan mungkin seringkali,
Manusia memiliki keinginan yangsangat kuat untuk melihat tunas apapun yang ditanam dapat berbuah secepatnya...
Atau paling tidak menentukan batas waktu yang telah diperkirakannya...

Siram...
Beri pupuk...
Siram...
Beri pupuk...
Tunggu...
Tunggu...
“Mengapa belum berbuah?”

Siram...
Beri pupuk...
Siram...
Tunggu...
................
“Ah, percuma, menghabiskan waktu,air, pupuk... Tak kunjung pohon ini berbuah... Sudah terlalu lama aku merawat dan menunggu... tetanggaku menanamnya dengan waktu yang sama dan pohonnya sudah berbuah manis... ah, percumalah, ini pasti produk gagal!”

Lalu orang ini pergi dan meninggalkan pohon yang tak kunjung berbuah ini... mencari lahan dan tunas baru mungkin, atau, pulang ke rumahnya dengan putus asa...
Aku membayangkan, ada kemungkinan-kemungkinan yang terjadi setelahnya.
-         Akan matikah pohon ini?
-         Akan datangkah orang lain yang mau merawatnya?
-         Akan dipeliharakan sendirikah pohon ini olehsang Pencipta?
-         Akan kembalikah orang yang meninggalkan pohonini?
-         Dan masih banyak kemungkinan-kemungkinan lainyang dapat terjadi.

Namun, sesungguhnya, siapakah manusia yang dapat menentukan persis kapan berbuahnya suatu pohon yang manusia tanam?

Tuhan menciptakan tunas, tanah,cahaya, udara, air yang dibutuhkan suatu pohon untuk bertumbuh... (Kej 1:1-25).Tetapi Ia tidak mengusahakannya sendiri. Ia menunggu hingga manusia diciptakan(Kej 2: 5).
Kurasa, Ia ingin bekerja sama danberelasi dengan manusia...

Karena, bukankah Ia tinggal berfirman maka semuanya jadi? Tapi Ia tidak melakukan hal itu untuk yang satuini... Justru disaat Ia berbagi tugas dengan manusia, Ia melihat bagaimana respon dan seberapa besar manusia mau bekerja sama dengan Dia...

Sudikah manusia melihat langsung ladang yang telah disediakan?
Sukacitakah manusia saat pergi keladang mempertumbuhkan tunas?
Rajinkah manusia mengambil air dan menyirami tunas?
Relakah manusia berpanas-panasan atau berhujan-hujanan demi memberi pupuk di ladang?
Peka-kah manusia terhadap ilalang yang tumbuh dan perlu dicabut?
Setiakah manusia berharap,beriman dan menunggu sampai waktu yang Dia tentukan (dan bukan manusia yangtentukan) pas untuk sampai pohon itu berbuah?

Semoga manusia ingat akan tugasnya, menanam dan menyiram (1 Kor 3:7), mengenai keputusan waktu dan hasil buah,bermimpilah, berimanlah, berelasilah, dan terus percayakan Tuhan yang akan memberi pertumbuhan hingga pohon yang ditanam itu dapat berbuah... Dan jangan lupa untuk setia menanti datangnya waktu-waktu buah itu muncul dan bersukacita bersama dengan Tuhan...
Dia menawarkan kita manusia untukbekerja sama... 1 proyek, 2 oknum, 2 tugas, dan 1 tujuan... Kerja sama antara manusia dengan Tuhan...
God is Great! 


Senin, 21 Januari 2013

~ Bulan, Bintang dan Kesetiaan Allah~


Sadarkah kita...?
Di waktu terang & gelapnya lampu buatan di sekitar kita,
Sang Pencipta tetap setia menyediakan benda-benda penerang di langit..

Manusia seringkali lupa & bangga pada dirinya dengan lampu buatan,
sampai-sampai keberadaan bintang-bintang & bulan sudah tak terlihat lagi & sering dilupakan,
oleh spektakulernya lampu penerang buatan manusia itu..

Waktu demi waktu berlalu...
Ketika lampu buatan itu padam,
manusia kemudian baru menyadari bahwa Allah tetap setia dengan pemeliharaanNya,
lewat benda-benda penerang ciptaanNya yang sesungguhnya selama ini selalu menemani manusia,
tak pernah pergi satu haripun..
begitu indahnya kasih setia Tuhan..
begitu romantisnya Dia terhadap kita..


Dalam banyak hal,
seringkali kita juga membuat dan memiliki “lampu2 buatan“ kita sendiri,
dan seringkali melupakan adaNya Tuhan yang menemani kita dengan setia..

Sampai suatu waktu, “lampu2 buatan“ itu berhenti menyala dan bermasalah..
kita mulai panik, kehabisan akal, marah, kecewa, sedih, ataupun khawatir..

Tapi ingatlah,
Allah dengan kasih setiaNya tetap selalu ada di dekat kita,
menyediakan segala yang kita perlukan
yang terkadang tidak pernah kita sadari..
SetiaNya akan ada sampai selama-lamanya, selama kita mau menerimaNya...

Gbu all..


(terinspirasi dari gelapnya malam Jkt saat lampu padam
dan terangnya kumpulan bintang di langit nan cerah..20/1/2013)





                                         (courtesy from: alphacoders.com)



                                          (courtesy from: Nationalgeographic.com)


                                          (courtesy from: superbwallpapers.com)

Rabu, 11 Januari 2012

Why Flower?

Satu lagi pelajaranMu untukku hari ini...

Saat bahagia, manusia memakai bunga untuk merayakannya...
Saat berduka, manusia juga memakai bunga untuk berbelasungkawa...
Lalu aku berpikir, mengapa bunga?

Ku temukan jawabannya dari Firman yang tertulis:

Matius 6 ayat (28) Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, (29) namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. (30) Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?


Dari ini, aku mengerti, sebab bunga mencerminkan hidup manusia yang singkat...

Ada saatnya mekar dan ada saatnya kuncup...

Ada saatnya segar dan ada saatnya layu...



Sebab bunga juga mencerminkan kemahakuasaan dan pemeliharaan Allah...

Allah berkuasa akan mekar dan kuncupnya bunga,

namun Allah juga selalu mengamatinya tiap waktu...



Berarti, jika manusia memberikan bunga pada seseorang, baik saat bahagia dan saat duka,

akan bermakna bahwa manusia itu sedang mengingatkan orang tersebut bahwa Allah yang berkuasa akan selalu beserta dengannya...^_^

Whoaaa, Tuhan, so sweet banget deh..

Thanks buat pelajaranMu hari ini, Tuhan..

Benar-benar Tuhan itu indah banget.. ^_^





Kamis, 01 September 2011

Kasih --> Pengharapan --> Iman



Iman, pengharapan, dan kasih...

Tuhan, aku pikir, 3 kata ini sederhana sekali... aku pikir aku dapat melakukannya dengan mudah..

Namun hari ini aku belajar mengerti, bahwa ketiganya tidak sebegitu mudah dan sesederhana itu...

Dan sekarang aku tau bahwa ketiga kata itu saling berhubungan erat, Tuhan...


Lewat pengalaman malam ini aku belajar, bahwa:

Iman lahir dari pengharapan, dan pengharapan lahir dari kasih. Kasih (yang Kau bilang ini adalah bagian yang terbesar) sudah ada dari Bapa yang adalah kasih itu sendiri...

Manusia akan dapat mengasihi orang lain dengan tulus bila ia mengenal kasihMu...

Setelah mengasihi, maka dengan sendirinya pengharapan itu lahir untuk yang dikasihinya. Makin mencintai, maka makin berharap...

Makin berharap, maka harapan akan tumbuh menjadi iman.. Percaya bahwa suatu saat yang diharapkannya pasti terkabul...


Masalahnya..

Manusia sekarang, mengasihi siapa? Berharap pada siapa? Dan beriman pada siapa?

Kasih yang salah akan melahirkan harapan yang salah, dan harapan yang salah akan melahirkan iman yang salah...

Manusia yang mengasihi dirinya sendiri akan berharap pada dirinya sendiri untuk memenuhi apa yang menjadi keinginannya... Dan dengan usahanya ia akan beriman bahwa ia pasti akan berhasil...

Manusia yang mengasihi orang lain tanpa mengasihi Tuhan akan berharap pada orang lain tanpa mengandalkan Tuhan...Dan ia akan beriman pada orang lain untuk apa yang diharapkannya...

Manusia yang mengasihi Mu (yang adalah sumber kasih) maka akan berharap padaMu dan percaya padaMu... (tentu saja dengan kondisi manusia tersebut yang mengenal kasih Agape itu tidak mungkin mengharapkan sesuatu yang sifatnya egosentris)...


Dan tanpa kasih, maka manusia tidak mungkin memiliki pengharapan dan iman..

Kasih manusia yang tidak bersumber dariMu akan berujung pada kebencian...

Pengharapan yang tidak berasal dari kasih yang benar akan berujung pada kekecewaan...

Dan Iman yang bukan karena pengharapan dariMu akan berujung dengan kesia-siaan dan penyesalan...


Terima kasih Tuhan untuk pengalamanku kali ini sehingga aku dapat sesuatu lagi dariMu yang luar biasa..

Biarkan aku boleh terus belajar tentang kasihMu dan belajar mengasihiMu dan sesama lebih tulus lagi, dan berharap hanya padaMu, serta beriman pada sumber Kasih itu sendiri, yaitu Kau, Yesus.. J


Minggu, 19 Juni 2011

Your Magnificent Love

Tuhan..

Sudah seminggu ini, perasaanku tak menentu, Tuhan...

Minggu-minggu yang tiba-tiba saja menjadi berat buatku...

Tugas kuliah yang sulit dengan deadline singkat,

Masalah pola didik anak dan orang tua yang bertolak belakang,

Kecapean n masalah teknis pas buat pesenan kue,

Sharing kehidupanku di depan banyak orang di kelas,

Masalah teknis retreat rumah mandiri,

Masalah komunitas persekutuan yang kucintai,

Planning yang batal untuk melihat Jawa bersama-sama...

Tuhan, dari itu semua, sebenarnya yang paling memberatkanku adalah masalah dengan manusianya, dengan orang-orangnya... Itu yang paling membuatku merasa berat dan kecewa, Tuhan...


mendidik seorang anak, komunitas persekutuan,

Dan planning yang direncanakan dari jauh-jauh bulan,

Pupus sudah sekarang harapan ketiganya...

Rasanya dada ini seperti dihantam 3 batu besar dan menyesakkan..


Tuhan, kalau boleh aku bertanya, apa baiknya dari masalah-masalah yang Kau beri ini, Tuhan..

Aku sama sekali belum mengerti maksudMu..

Sejujurnya aku menginginkan alasanMu...

Sebab, menjalani sesuatu tanpa tau arti dan alasannya, bagiku itu cukup berat, Tuhan..

Mengapa Kau melakukan ini padaku? Apa yang Kaurencanakan dari masalah-masalah ini?

Namun Tuhan, sekarang aku jadi mengerti sedikit perasaanMu,

Bagaimana rasanya apa yang dirancangkan tiba-tiba saja berubah bahkan menjadi pupus..

Bukankah seperti ini, Tuhan, waktu dulu Kau ciptakan aku? Manusia?


Setelah kuberpikir, 3 hal yang paling membutku merasa sangat kecewa itu, adalah kekecewaan sebab aku sangat menyayangi ketiganya...

Aku menyayangi teman-teman yang kuajak pergi,

Aku menyayangi komunitas persekutuanku,

Dan aku menyayangi anak didikku..

Lebih cepat kita kecewa terhadap orang-orang yang kita kasihi, ya, Tuhan?

Makin kita mengasihi seseorang, maka akan makin sering rasa kekecewaan dan sakit hati akan muncul... disamping rasa bahagia dan sukacita...


Mengasihi ketidaksempurnaan oleh ketidaksempurnaan itu ternyata sangat sulit ya, Tuhan...

Sungguh, mengasihi itu tidak semudah mengucapkannya.. Kasih itu begitu kompleks rupanya...

Apalagi perasaanMu, ya Tuhan, Kau adalah Kasih itu sendiri, Kau sempurna, dan Kau terlanjur mengasihi kami manusia begitu dalam...

Hingga pada akhirnya kami mengecewakanMu dengan memilih iblis yang menggoda itu..

Pasti rasa kecewa yang Kau rasakan jauh melebihi rasa kecewaku terhadap orang-orang yang kukasihi, Tuhan..


Aku mengerti sekarang betapa Kau mengasihi aku yang sering mengecewakanMu Tuhan..

Aku mengerti sekarang rasa kecewa yang tidak nyaman ini...

Dan aku belajar dariMu, bagaimana Kau menyikapi rasa kecewa ini..

Kau tidak membenci, namun Kau tetap mencintai..

Kau tidak meratapi diri dan mengasihani diri, namun Kau malah mengungkapkannya dan berterus terang...

Kau tidak balas mengecewakanku, namun Kau memberikan kesempatan lagi agar aku dapat memiliki waktu bersama-sama dengan Engkau...


Ahhh, Sungguh indah Kau, Tuhan..

Aku ingin belajar mengasihi dengan kasihMu...

Biarlah ini menjadi kerinduan ku, Tuhan..

Atas apa yang kulakukan terhadap orang lain dan juga terhadap Engkau...

MENGASIHI DENGAN TULUS DAN TANPA SYARAT, SEKALIPUN DIDALAM RASA KECEWA DAN SAKIT HATI...


Engkau yang sempurna saja mau mengasihi yang tidak sempurna, lalu apa alasanku hingga aku tidak mau belajar mengasihi sesamaku yang sama-sama tidak sempurna..Walau hal ini sulit sekali kulakukan, Tuhan..


Trima Kasih Tuhan untuk pembelajaranku hari ini,

Dan biarlah alasanMu akan pengalamanku ini kutunggu hingga waktu yang Kautentukan, Tuhan...

Karena aku percaya, semua yang Kaurancangkan, akan indah pada waktuMu... :)



God's Love never fails...So, learn about love with God's Love...

Jumat, 10 Juni 2011

His Grace in my Journey Slideshow

His Grace in my Journey Slideshow: "TripAdvisor™ TripWow ★ His Grace in my Journey Slideshow ★ to Jakarta. Stunning free travel slideshows on TripAdvisor"

Selasa, 03 Mei 2011

Kekecewaan

Tuhan, berbagai hal hari ini merasuki pikiranku, TUhan..
Berbagai judgement dari dalam diri, berbagai pertanyaan...
Berbagai rasa kekecewaan, berbagai permintaan alasan...
Semua masuk dalam diriku saat ini, Tuhan..

Sungguh kutak mengerti,
Apa rencanaMu?
Apa yang Kau mau dariku?
Mengapa rasa ini hadir malam ini dalam diriku...?

Pertama...
Rinduku pada mereka, keluarga seimanku di Jawa,
Kau tau benar rinduku, Tuhan.. Kau tau..
Masihkah ada harapan untukku untuk mendatangi mereka
Dan mengenalkan mereka pada teman-temanku disini?

Masihkah ada harapan, Tuhan?
Ini rinduku, Tuhan,
Aku...sungguh aku rindu mengenalkannya pada teman-temanku..
Namun mengapa sepertinya Kau menutup jalan ini daripadaku?

Kalau tidak ada harapan,
Bolehkah aku tau alasanMu, Tuhan?
Karena aku sungguh tak mengerti...
Sungguh tak mengerti...

Kedua...
Kasihku pada anak-anak RM,
Kau juga tau itu...
Dan malam ini, Kau memberiku pilihan yang sulit, Tuhan..
Sulit..

Aku ingin mendampingi mereka, nanti...
Tapi, Kau juga tau rencanaku melepas rinduku,
Yang sudah kurencanakan dari setengah tahun yang lalu, bahkan lebih...
Mengapa, Tuhan? Mengapa harus diwaktu yang mungkin sama?

Mengapa kau memberikanku pilihan, TUhan?
Aku tidak ingin memilih salah satu dari itu, tidak...
Aku ingin keduanya...
Bukankah keduanya adalah baik, Tuhan? Lalu mengapa?

Rasanya ingin berteriak...
Menangis...
Memohon padaMu ...
MemelukMu dalam tangisku...

Ketiga...
Masih dalam rangka memperkenalkan desaku pada sahabat-sahabatku, Tuhan...
Aku sudah merencanakannya lama, Tuhan...
Namun, Tahun ini, mengapa Kau ijinkan banyak kegiatan keluar kota yang biasanya itu tidak terjadi, TUhan??
Retreat Umum, mission trip, retreat RM, Bazaar, mission trip pemuda, pelayanan di Bali...

Mengapa Tuhan?
Bukankah dengan adanya itu semua,
peluangku untuk mengajak sahabat2ku melihat ciptaanMu di tempat lain semakin menipis...
Bahkan terancam 90% gagal..???

Mengapa Kau ijinkan, TUhan?
Semuanya memang baik, semuanya perlu..
Tetapi aku jadi berpikir, mengapa Kau memberiku ide untuk mengajak mereka, saat ini?
Mengapa bukan tahun lalu? Mengapa bukan tahun-tahun mendatang saat tidak sesibuk ini?

Sesulit inikah, Tuhan?
Sesulit inikah mengajak orang-orang untuk melihat secuil dari bangsa ini?
Bahkan apa yang direncanakan seolah hancur dalam waktu singkat?
Apa yang harus kuperbuat, Tuhan?

Keempat...
Aku sedang merasa tidak berguna, Tuhan...
Aku merasa aku tidak dapat menuntaskan perkara2 kecil...
Aku merasa gagal..
Aku merasa aku adalah penghambat pekerjaan misiMu...

Mengajak teman, aku terancam gagal..
Memikirkan program misi, aku buntu...
Menjalankan program misi, aku sering sekali membauat kesalahan...
Apa yang becus dari diriku, Tuhan...?

Inilah yang ada dalam benakku sekarang, Tuhan...
Aku yang penuh dan selalu bertanya padaMu..
Aku yang tidak ada artinya ini,
Hanya bisa sedih dan menangis dalam kekecewaanku...

Tuhan, ajarku agar tetap mempercayaiMu..
Belajar menerima kekecewaan demi kekecewaan yang Kau ijinkan itu terjadi...
Imanku yang lebih kecil dari biji sesawi ini hanya dapat berkata "Yang Kau lakukan, semua baik"...
Agar aku berserah penuh padaMu...

Jangan lepaskan aku, Tuhan,
Tarik aku sekuat-kuatnya saat aku ingin lepas dariMu
karena alasan-alasanku dan pertanyaan-pertanyaanku yang kekanak-kanakan..
Dan sadarkanku bahwa Engkau selalu ada bersamaku..